Meskipun tidak menjadi anggota serta simpatisan Nahdlatul Ulama (NU), banyak kalangan yang merasa cocok dengan tradisi NU. Mereka melakukan tahlilan, istigatsah, wirid dan sejenisnya padahal bukan termasuk warga ataupun pengurus jam’iyah. Hal ini membuktikan bahwa secara tradisi, masyarakat lebih cocok dengan yang telah diajarkan serta dilakukan NU.
Sejumlah aktifis organisasi sosial keagamaan yang mengaku modernis baik di Indonesia maupun luar negeri, gemar tahlilan dan istigatsah. Ini membuktikan bahwa mereka juga akrab dengan tradisi NU. Realitas ini dapat mudah ditemui.
Kendati demikian, mengingatkan sejumlah kalangan bahwa tantangan NU kian berat, khususnya di lingkungan kampus, hingga masyarakat. Organisasi lain sangat giat dan kuat dalam mempengaruhi pemikiran. Tantangan lain yang harus dijawab adalah bagaimana tradisi yang sudah mengakar di masyarakat dapat dijelaskan secara akademis. Termasuk menggali dalil yang ada, sehingga dapat diterima berbagai kalangan khususnya mereka yang sebelumnya ragu dan bahkan menentang.