Hukum Kewajiban Dalam Merawat Jenazah

190 Dilihat
banner 336x280

3. Menyalati Jenazah

banner 468x60
  • Tata Cara Salat Jenazah

Yakni (1) niat (2) takbir 4 rakaat, takbir pertama membaca al-Fatihah, takbir kedua membaca salawat kepada Nabi, takbir ketiga membaca doa untuk mayit, dan takbir keempat[1], (3) salam. Tata cara ini berdasarkan riwayat berikut:

قَالَ ابْنُ الْمُسَيِّبِ: السُّنَّةُ فِي الصَّلَاةِ عَلَى الْجَنَازَةِ أَنْ تُكَبِّرَ ثُمَّ تَقْرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ ثُمَّ تُصَلِّيَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ تُخْلِصَ الدُّعَاءَ لِلْمَيِّتِ وَلَا تَقْرَأْ إِلَّا فِي التَّكْبِيرَةِ الْأُوْلَى ثُمَّ تُسَلِّمَ فِي نَفْسِكَ عَنْ يَمِيْنِكَ قَالَ الْحَافِظُ فِي التَّلْخِيْصِ : وَرِجَالُ هَذَا الْإِسْنَادِ مُخَرَّجٌ لَهُمْ فِي الصَّحِيْحَيْنِ اِنْتَهَى (عون المعبود – ج 7 / ص 186)

“Ibnu al-Musayyab berkata: “Kewajiban dalam salat jenazah adalah engkau melakukan takbir, membaca surat al-Fatihah, membaca salawat kepada Nabi Saw, tulus berdoa untuk mayit dan mengucap salam dalam hatimu ke arah kanan”. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam al-Talkhish bahwa perawi hadis ini diriwayatkan dalam kitab Bukhari dan Muslim” (Aun al-Ma’bud 7/186)

  • Tujuan Salat Jenazah

Sudah jelas salat jenazah dilakukan karena Allah, namun salat jenazah sendiri memiliki tujuan mendoakan mayit dan menerangi alam kubur, sebagaimana sabda Nabi Saw:

إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ (رواه مسلم)

“Kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi penghuninya. Dan sungguh Allah menerangi kuburan mereka dengan salatku terhadap mereka” (HR Muslim)

Nabi juga bersabda:

وَعَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ إِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فَأَخْلِصُوا لَهُ الدُّعَاءَ (رواه أبو داود وصحّحه ابن حبّان)

“Jika kalian melakukan salat jenazah, maka tuluskanlah doa untuknya” (HR Abu Dawud dan dinilai sahih oleh Ibnu Hibban)

4. Mengubur Jenazah

  • Bentuk Kubur

Kubur sebagai tempat jenazah di dalam tanah adalah lobang yang dapat menghindari mayit dari binatang buas. Ini adalah bentuk kubur paling sederhana. Sementara kubur yang yang sempurna adalah lobang yang dalam seukuran orang berdiri ditambah tangan melambai, sebagaimana dalam hadis:

قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- احْفِرُوْا وَوَسِّعُوْا وَأَحْسِنُوْا وَادْفِنُوْا الاِثْنَيْنِ وَالثَّلاَثَةَ فِى الْقَبْرِ وَقَدِّمُوْا أَكْثَرَهُمْ قُرْآناً (رواه أحمد)

Nabi Saw bersabda: “Galilah, lebarkanlah dan baguskanlah. Kuburlah 2 atau 3 mayit dalam satu kubur. Dahulukanlah orang yang paling banyak al-Qurannya”[2] (HR Ahmad, sanadnya sahih)

Praktek yang ada saat ini, jenazah dimasukkan setelah diletakkan di arah barat di atas kuburan lalu diturunkan, hal ini juga dibenarkan dan menjadi tatacara dalam madzhab Hanafi:

وَقَالَ أَبُوْ حَنِيفَةَ : إِنَّهُ يَدْخُلُ الْقَبْرَ مِنْ جِهَةِ الْقِبْلَةِ مُعَرَّضًا إِذْ هُوَ أَيْسَرُ (عون المعبود – ج 7 / ص 199)

“Abu Hanifah berkata: Mayit dimasukkan ke kubur dari arah kiblat secara terlentang, sebab cara ini lebih mudah” (Aun al-Ma’bud 7/199)

  • Dihadapkan Ke Kiblat

Selanjutnya jenazah di dalam kubur dibaringkan ke lambung kanannya, kepala di sebelah utara dan dihadapkan ke arah kiblat, sesuai sabda Nabi:

قَالَ صلى الله عليه وسلم عَنِ الْبَيْتِ الْحَرَامِ قِبْلَتُكُمْ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا (رواه أ بو داود والنسائي)

“Ka’bah adalah kiblat kalian, baik hidup atau mati” (HR Abu Dawud dan Nasai, sanadnya sahih)

Penutup

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إن الْمَيِّتَ يَعْرِفُ مَنْ يَحْمِلُهُ وَمَنْ يُغَسِّلُهُ وَمَنْ يُدَلِّيهِ فِى قَبْرِهِ » (رواه أحمد)

Hadis: “Sungguh mayit mengetahui siapa yang mengangkatnya, siapa yang memandikannya dan siapa yang menguburnya” (HR Ahmad)

*) Diringkas dari buku Fikih Jenazah, karya tulis Ust. M Ma’ruf Khozin, Dewan Pakar ASWAJA NU Center PWNU Jatim

[1] Setelah takbir ke empat sebelum salam dianjurkan membaca doa:

اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا اَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

[2] Hadis ini disampaikan oleh Rasulullah saat perang Uhud, korban meninggal dari umat Islam sangat banyak sementara pemakaman dan tenaga terbatas, maka kuburan boleh dihuni 2 atau lebih jenazah. Namun dalam kondisi normal 1 kuburan adalah untuk 1 jenazah.

 

 

banner 336x280
Gambar Gravatar
Peneliti Aswaja NU Center Kota Blitar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *